AGAMA dan MASYARAKAT
“Faktor Keragaman Agama”
Setidaknya
ada lima agama besar yang berkembang di Indonesia. Kecuali itu, masih banyak
aliran kepercayaan. Hubungan dan interaksi antar penganut agama yang berbeda
juga bisa menimbulkan potensi konflik. Namun ada perbedaannya, yaitu:
1.
Hubungan
antar umat beragama tidak hanya terjadi di kota-kota, di daerah transmigrasi
atau di lokasi industri, tetapi terjadi sampai pedesaan; dan
2.
Hubungan
antar umat beragama bisa bersifat ekstrem dan dijiwai oleh emosi yang tidak
rasional
Tiap agama mempunyai
kecenderungan untuk menyebarkan agama atau kepercayaannya. Karena ada banyak
agama atau kepercayaan, semangat penyebaran agama bisa bergesekan. Penyebaran
agama yang berlebihan bisa meresahkan penganut agama lain. Hubungan antar umat
beragama juga bisa meruncing. Bila tidak terkendali dapat menimbulkan
horizontal antar penganut agama/kepercayaan.
Berkaitan dengan umat
beragama, bukan hanya hubungan antar penganut agama yang berbeda saja yang
sering menjadi masalah sosial. Antarsesama penganut agama tertentu juga sering
timbul konflik. Dalam suatu agama biasanya masih terdapat
pengelompokan-pengelompokan. Hubungan antarkelompok dalam satu agama tersebut
sering kali tidak harmonis.
Di beberapa tempat di
Indonesia, terutama di Jawa masih ada perbedaan antara dua macam penganut agama
islam yang berpotensi konflik. Penganut Islam di Jawa dibedakan menjadi
penganut Islam secara ketat seperti tercantum dalam syari’at dan penganut agama
Islam insentrik, yaitu agama Islam yang bercampur unsur-unsur agama Hindu dan
Budha. Masyarakat jawa sendiri menyebut penganut Islam yang taat menjalankan
sebagai kaum santri. Sebaliknya, pihak santri menyebut orang Jawa yang mengaku
beragama Islam, tetapi tidak patuh menjalankan agama atau memadukan praktik
ibadahnya dengan ajaran agama Hindu atau Budha sebagai pemeluk agama Islam Jawa
atau agama Kejawen atau “abangan”. Karena itu, Clifford Geertz
mengklasifikasikan orang Jawa dala tiga kelompok, yaitu priyayi, santri, dan
abangan.
Dari semua masalah
yang timbul karena adanya keragaman agama adalah konflik antar penganut agama
yang berbeda. Masalah agama merupakan masalah sensitif. Beberapa tahun terakhir
di tanah air kita terjadi konflik atau kerusuhan yang salah satu sumbernya
adalah isu agama , misalnya di Maluku dan Poso. Memang harus dikupas apa
penyebab sebenarnya. Karena bisa saja isu agama digunakan untuk mengadu domba
sesama warga demp kepentingan kelompok tertentu. Sebab itu, kita harus
hati-hati dan kritis menggapai berbagai desas-desus. Jangan sampai kita
berperang melawan sesama bangsa sendiri yang berbeda agama karena termakan
provokasi yang tidak bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar