ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, dan KEMISKINAN
“Realitas Kemiskinan”
Kemiskinan merupakan suatu keadaan di
mana masyarakat mengalami kesenjangan antara pendapatan dengan kebutuhan.
Keadaan ini disebabkan oleh keterbatasan manusia untuk mengembangkan dirinya
secara ekonomis sepadan dengan orang-orang di sekitarnya. Kemiskinan sering
kali disebabkan karena kebodohan dan kemalasan, namun dapat juga disebabkan
karena kondisi alam, resesi, dan depresi ekonomi atau karena pertumbuhan
pendudukan yang relatif cepat sehingga tidak sebanding dengan pertumbuhan
lapangan pekerjaan.
Kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan
lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok
yang diperlukan
2.
Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar
3.
Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup
secara manusiawi
Persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
adat istiadat, dan sistem nilai yang
dimiliki.
Dalam hal
ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam
lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan
bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan
objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi
pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai
dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan
lingkungan yang dialaminya.
Beberapa akibat dari
kemiskinan, antara lain sebagai berikut:
a.
Tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan secara wajar, baik
kebutuhan mendasar, dan kebutuhan sosial maupun kebutuhan integratif.
b.
Tidak terpenuhinya biaya pendidikan, baik pendidikan
formal maupun non formal.
c.
Lambatnya proses
pembangunan bagi masyarakat yang mengalami kemiskinan sehingga pemukiman tampak
statis.
d.
Tingkat kesehatan yang rendah serta minimnya pengetahuan
tentang kesehatan, rentan terhadap bahaya-bahaya penyakit akibat kekurangan
gizi serta tidak terpenuhinya cadangan biaya berobat.
Berdasarkan ukuran
ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai
berikut :
1.
Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri
seperti tanah, modal, ketrampilan.
2.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh
asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan
ataua modal usaha
3.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak
sampai taman SD
4.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja
bebas
5.
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan
tidak mempunyai ketrampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar